Mengabadika Wasiat Sahabat Penuh Makna
Tangis dan kesedihan meresap di udara saat aku mendengarkan dengan penuh perhatian kata-kata terakhirnya.
Lata lembutnya, dia mengingatkanku bahwa satu-satunya yang dia inginkan adalah agar abunya ditaburkan dan adik perempuannya dijaga dengan baik setelah dia pergi.
Aku hanya bisa mendengarkan dalam keheningan, tak mampu menemukan kata-kata yang pantas untuk diucapkan.
Dia menyempurnakan penampilannya dengan menambahkan lipstik dan menyisir rambutnya, menunggu kedatanganku dengan napas tertahan.
Aku adalah orang yang dipercayainya untuk menceritakan keinginannya. Dengan suara lembut, dia dengan jelas menyampaikan apa yang dia inginkan dari ku.
Kesempatan menjadi seorang teman yang dipercayai tidak sering terjadi dalam hidup seseorang. Kami berpisah dengan pelukan.
Dengan tulus, aku berjanji akan melakukan yang terbaik. Senyum tersemat di wajahnya saat aku meninggalkannya.
Semua keinginannya sudah tercatat dengan baik.
Aku akan melakukan seperti yang dia minta.